
Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -Kinerja industri asuransi nasional masih menunjukkan ketimpangan yang tajam. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa per Desember 2024, sektor asuransi jiwa mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp8,86 triliun, naik 32,6% dari tahun sebelumnya. Sebaliknya, sektor asuransi umum dan reasuransi justru mengalami kerugian masing-masing Rp8,93 triliun dan Rp333,65 miliar. Sementara itu, tingkat penetrasi asuransi umum terhadap PDB masih stagnan di kisaran 0,49% menurut AAUI.
Menanggapi realitas tersebut, Aina Neva Fiati, Managing Director iSystem Asia, menyebutkan bahwa sebagian besar perusahaan sebenarnya sudah memiliki data, namun belum memiliki sistem yang memungkinkan data tersebut digunakan secara strategis. “Yang dibutuhkan bukan lagi sekadar dashboard yang kompleks, tapi sistem yang langsung bisa dipakai oleh tim bisnis untuk memahami dan merespons pelanggan secara real-time,” ujarnya dalam diskusi yang digelar di Jakarta.
Diskusi bertajuk Lunch & Learn: AI Revolution for CRM Insurance yang diselenggarakan pada Kamis, 8 Mei 2025 itu mempertemukan pelaku industri asuransi, profesional teknologi, serta penyedia solusi digital dalam membahas pendekatan baru pengelolaan pelanggan berbasis kecerdasan buatan. Para pembicara menyebut bahwa tantangan utama sektor ini tak lagi sebatas pada digitalisasi dokumen, tetapi bagaimana teknologi mampu mengatasi masalah loyalitas, churn, dan penurunan efisiensi yang kerap terjadi akibat sistem yang tidak terintegrasi.Diskusi bertajuk Lunch & Learn: AI Revolution for CRM Insurance yang diselenggarakan pada Kamis, 8 Mei 2025 itu mempertemukan pelaku industri asuransi, profesional teknologi, serta penyedia solusi digital dalam membahas pendekatan baru pengelolaan pelanggan berbasis kecerdasan buatan. Para pembicara menyebut bahwa tantangan utama sektor ini tak lagi sebatas pada digitalisasi dokumen, tetapi bagaimana teknologi mampu mengatasi masalah loyalitas, churn, dan penurunan efisiensi yang kerap terjadi akibat sistem yang tidak terintegrasi.

Dalam diskusi tersebut, pendekatan no-code dan pemanfaatan AI dalam CRM diperkenalkan sebagai strategi untuk mempercepat respons dan mengurangi ketergantungan pada tim teknis. Sistem CRM berbasis AI dinilai mampu memperkirakan potensi churn pelanggan, memberikan rekomendasi produk yang lebih akurat, serta mempermudah proses akuisisi dan retensi tanpa menambah beban infrastruktur.
Selain Aina Neva Fiati, acara juga menghadirkan pembicara lain seperti Yos Iman Jaya Dappu selaku Regional Sales Director Creatio Indonesia, Indar Wiguna sebagai Special Project & Transformation GM iSystem Asia, serta Ferbyansah Adi Putra dan Adi Christanto Hasan yang masing-masing berperan sebagai Solution Architect di iSystem Asia dan Enterprise Account Executive di Creatio. Para narasumber membagikan pandangan mereka dalam format pemaparan dan studi kasus, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama peserta.
Acara ini menjadi bagian dari upaya lebih luas untuk memperkenalkan alternatif sistem CRM berbasis AI yang dapat diterapkan langsung oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Fokus utama diskusi bukan hanya pada teknologi, tetapi bagaimana perubahan perilaku konsumen mendorong perlunya sistem yang lebih adaptif, cepat, dan akurat dalam menjangkau dan mempertahankan pelanggan.
Source of Media: Wartaekonomi.co.id
Written by: Amry Nur Hidayat
Friday, 9 May 2025