75% Perusahaan Dunia Gunakan Teknologi No-Code pada 2025

Jakarta, Beritasatu.com – Menurut riset Gartner, pada 2025 sebanyak 75% perusahaan dunia akan menggunakan teknologi No-Code. Ini dinilai sangat revolusioner karena teknologi No-Code tidak membutuhkan kode-kode yang rumit untuk membangun solusi bisnis berbasis teknologi di perusahaan.

Angka tersebut naik lebih 300% dibanding tahun 2020 yang hanya 25% perusahaan saja. Artinya banyak perusahaan berlomba-lomba untuk gunakan teknologi yang secara pengembangan dan fungsi sangat efisien.

“Teknologi No-Code akan mengotomasi, seluruh unit dalam perusahaan menggunakan mulai dari sales marketing, HR, production dan lain-lain,” tutur Managing Director iSystem Asia Aina Neva Fiati, pada acara Accelerate 2021, sebuah konferensi No-Code terbesar di dunia.

Karena itu, perusahaan yang menggunakan teknologi No-Code lebih dini akan lebih cepat meraih peluang. Terlebih bagi perusahaan yang punya lanskap industri dengan tingkat persaingan yang sangat ketat.

Data tren teknologi ini menjadi catatan penting pada konferensi global yang digelar Creatio. Perusahaan yang berbasis di Amerika ini menggelar konferensi bertajuk “Accelerate: No-Code Revolution” yang diadakan selama 2 minggu berturut-turut secara daring dalam enam bahasa. Pada 26 November 2021 lalu, Creatio sukses menggelar konferensi No-Code dengan Bahasa Indonesia bersama iSystem Asia.

Aina menambahkan, teknologi No-Code secara harfiah adalah teknologi tanpa kode pada sistem IT perusahaan. Secara fitur, teknologi ini punya ciri khas sangat mudah digunakan yakni drag and drop.

“Bahkan karyawan yang tidak punya skill IT yang tinggi pun bisa menerapkan teknologi ini,” tutur Aina.

Kepala Divisi QHSE dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, Bimo Prasetyo mengakui bahwa teknologi No-Code akan pesat digunakan. Salah satu faktor yang mendorong juga adalah pandemi.

“Ketika pandemi orang menjadi lebih kreatif dan akhirnya mempercepat proses transformasi digital. Apalagi Wika memiliki lingkup dan jangkauan yang sangat luas dan besar, sehingga sangat membutuhkan teknologi ini terutama pada unit customer relations management,” kata Bimo.

Source of Media: BeritaSatu.com
Oleh : Jaja Suteja
Jumat, 3 Desember 2021

Scroll to Top