Perkembangan dunia e-commerce di Indonesia kian melesat. Jumlahnya terus meningkat tiap tahun. Berdasarkan laporan Statista melaporkan bahwa transaksi jual-beli online pada tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp 144,1 triliun, naik lima kali lipat dari lima tahun yang lalu yang mencapai Rp 104 triliun.
Angka ini menunjukan tren pemanfaatan teknologi informasi kian besar. CRM tidak terlepas dari penggunaan teknologi . Namun sayangnya penerapan CRM dalam sebuah perusahaan seringkali kurang berhasil dan sistemnya kerap “dikambing hitamkan”.
Scott Edinger, pendiri Endinger Consulting sekaligus kolumnis dari Harvard Business Review menilai kekurang berhasilan sebuah perusahaan dalam mengembangkan sistem CRM bukan diakibatkan sistem CRM itu buruk, tapi lebih dikarenakan sistem CRM digunakan untuk kebutuhan lain.
Kebutuhan lain yang ia maksud sendiri misalnya seperti melaporkan progres penjualan klien, memberikan visibilitas, memperkirakan tanggal pengiriman, dan menyediakan berbagai intelijen bisnis lainnya.
Selain itu, Edinger juga melihat sistem CRM hari ini juga melayani banyak pihak. Mulai dari eksekutif, departemen teknologi, departemen pemasaran, departemen keuangan, dan, tentu saja, departemen penjualan.
Kedua faktor tersebut membuat beban sistem CRM jadi berat dan fungsinya tidak lagi maksimal.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana memperbaikinya? Berikut ini kiat-kiat dari Edinger yang kami rangkum.
1. Kembalikan CRM pada fungsi aslinya.
Sistem CRM pada dasarnya tools yang digunakan untuk membantu menjual lebih banyak dengan cara mengakses sumber daya informasi mengenai pelanggan saat interaksi dengan pelanggan berlangsung.
Value ini perlu dipahami seluruh pihak agar penerapan strategi CRM bisa optimal. Sebab dengan memahami value dari sistem ini, bisa dipastikan tim penjualan anda akan dengan mudah mendapatkan semua metrik dan informasi yang Anda inginkan.
2. Integrasikan bagian pemasaran sekaligus bagian penjualan dalam sistem CRM.
Seperti yang anda ketahui, kedua bagian ini sering terjadi pertengkaran. Bagian pemasaran menyalahkan bagian penjualan karena tidak menindaklanjuti semua sales lead yang dihasilkan. Sebaliknya bagian penjualan menuding bagian pemasaran tidak memahami realita di lapangan dan prospek yang benar-benar berkualitas.
Di sinilah sistem CRM dapat mengatasi “pertengkaran” tersebut. Karena masing-masing bagian akan saling bekerja sama untuk memenuhi target yang sudah Anda berikan. Mulai dari identifikasi pelanggan, penyusunan profil target pelanggan bahkan strategi promosi bagi para pelanggan.
Oleh karenanya Anda wajib membangun atau menanamkan nilai integritas dalam sistem CRM untuk perusahaan anda. Niscaya bila kedua bagian ini dapat akur, perusahaan anda akan mendapatkan keuntungan dan kepercayaan dari pelanggan.
3. Berikan pelatihan untuk meningkatkan skill SDM, bukan evaluasi.
Penerapan CRM salah satu nya adalah tentang manajemen penjualan. Oleh sebab itu, hal penting dalam mendorong keberhasilan CRM bukanlah melihatnya dari sisi penjualan secara individu.
Jika kita menggunakannya hanya untuk memeriksa aktivitas penjualan, jumlah panggilan, atau tolok ukur lainnya itu hanya akan menilai rendah tim penjualan sebab kemungkinan besar data pelanggan akan mereka isi dengan data yang fiktif.
Guna mendukung tim penjualan agar dapat bersama-sama menciptakan strategi penjualan yang berpeluang besar, dan membantu tim penjualan untuk memaksimalkan setiap peluang adalah dengan melatih mereka.
Pada akhirnya CRM hanya sebuah tools. Namun guna memaksimalkannya, Anda perlu memiliki pemahaman yang benar, agar fungsinya bisa optimal. Sekarang sudah siapkah Anda memperbaiki sistem CRM Anda?